LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI TAHU TEMPE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri
secara umum diartikan sebagai segala bentuk kegiatan ekonomi yang berkaitan
erat dengan produksi atau menciptakan sesuatu yang memiliki nilai tambah, dan
barang tertentu menghasilkan keuntungan dari proses tersebut. Menurut
Undang-Undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian, industri diartikan sebagai
kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku, mentah, setengah jadi atau bisa
barang jadi diubah menjadi suatu yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga
mendapatkan keuntungan.
Dampak
dari industri terhadap lingkungan sangat luas dan kompleks, mencakup berbagai
aspek seperti polusi air, udara, dan tanah, serta dampak pada kesehatan masyarakat. Industri yang di kelola dengan
tidak baik dapat menghasilkan polusi yang berbahaya bagi mahluk hidup di
sekitarnya. Aktivitas industri yang intensif dapat menghasilkan limbah dalam
jumlah besar yang jika tidak di kelola
dengan baik, dapat menyerap kedalam tanah dan menyebabkan polusi tanah
yang dapat mempengaruhi kualitas air tanah. Selain itu, mesin-mesin
produksijuga dapat mengahasilkan polusi udara yang berdampak buruk bagi
kesehatan masyarakat sekitar.
Salah
satu faktor penyebab permasalah tersebut adalah dengan kurangnya pemahaman dan
pengetahuan serta kesadaran dari pihak pelaku industri yang bersangkutan
tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkunagan.
Untuk
mengatasi dampak negatif ini, perlu adanya perencanaan yang berkelanjutan di
kawasan industri, salah satu upaya yang dapat di lakukan adalah melalui
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJLS) yang menjadi kewajiban bagi
peerusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dibidang yang berkaitan dengan
sumber daya alam. TJLS ini bertujuan untuk menjadi timbal balik dari
pemanfaatan sumber daya alam dan dampak yang di timbulkan oleh aktivitas
industri di lingkungan masyarakat.
Salah
satu tempat industri yang saya kunjungi
untuk menyelesaikan laporan ini adalah “KOPTI BANDUNG” yaitu tempat industri
pembuatan Tahu dan Tempe yang sudah sangat terkenal di daerah kota Bandung.
Tempe adalah makana fermentasi yang
terbiat dari kacang kedelai. Proses fermentasi ini melibatkan penggunaan
bakteri yang mengubah kacang kedelai menjadi tempeh, yang kemudiann dapat
dimanipulasi menjad berbagai jenis tempe. Tempeh adalah tempe yang telah di
proses lebih lanjut, biasnaya dengan mena,bahkan bahan lain seperti gula atau
garam, dan kemudian di proses lebih lanjut untuk menghilangkan air dan
menjadikan lebih kering. Adapun proses cara mengolah kedelai menjadi tempe
adalah:
·
Pemilihan dan Pencucian kedelai:
Pilihlah kedelai yang baik dan
kerkualitas baik (contoh seperti di kopti bandung menggunakan kedelai impor
dari luar sepreti dari USA, Canada, Brazil, dll) cuci kedelai dengan air bersih
berulang-ulang untuk menghilangkan pasir dan kotoran.
·
Perendaman Awal:
Direndam selama 12 jam untuk memudahkan
pengupasan kulit dan mulai proses fermentasi bakteri di air.
·
Pengupasan Kulit:
Pengupasan kulit dapat dilakukan dengan
alat pengupas biji untuk produksi rumahan bisa dengan cara di injak-injak untuk
produksi jumlah besar.
·
Perendaman Lanjutan:
Kedelai di redam lagi untuk mencapai
tingkat keasaman yang baik, antara 3,5 hingga 5,2 pH.
·
Pencucian Kedelai yang Telah Direndam:
Mencuci kembali ntuk menghilangkan
bakteri dan mikroorganisme yang tumbuh selama perendaman, serta membuang
kelebihan asam dan ledir.
·
Perebusan Lanjutan:
Proses sterilisasi untuk mematikan
mikroorganisme yang tumbuh selama perendaman, biasanya memkan waktu 40-60
menit.
·
Penirisan dan Pendinginan:
Biji kedelai yang sudah direbus
ditiriskan dan di tebarkan diatas nampan yang lebar dan besar untuk di tiriskan
dan di dinginkan.
·
Penambahan Ragi:
Tambahkan ragi pada kedelai yang telah
ditiriskan, setiap 1kg biji kedelai tambahkan 1 sendok makan ragi, aduk dan
campur rata.
·
Pembungkusan Bahan:
Gunakan bahan alami seperti daun jati
dan daun pisang, atau bahan buatan seperti plastik untuk membungkus.
·
Fermentasi, Pemecahan senyawa Kompleks:
Calon tempe difermentasikan pada suhu
kamar 38-40˚C
selama 1 hingga 2 hari untuk menghasilakan tempe segar dan dapat di konsumsi.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari
endapan persan biji kedelai yang mengalami koagulasi, adapun proses atau cara
membuat tahu yaitu:
·
Perendaman Kacang Kedelai:
Kacang kedelai direndam di air selama
kurang lebih delapan jam untuk memudahkan penggilingan dan penggumpalah.
·
Penggilingan:
Setelah perendaman, kacang kedelai
digiling hingga halus, proses ini membutuhkan waktu dan perlatan seperti mesin
giling atau blender.
·
Pemasakan:
Susu kedelai yang sudah di giling
kemudian di panaskan hingga menjadi didih, susu ini kemudian ditambahkan dengan
batu tahu atau kalsium sulfat untuk meningkatkan kekentalan.
·
Penyaringan:
Susu kedelai yang sudah dipanaskan
kemudian disaring untuk menghilangkan barang yang tidak di inginkan dan
menghasilkan adonan tahu.
·
Penggumpalan:
Adonan tahu yang sudah disaring kemudian
digumpal dengan batu tahu atau kalsium sulfat untuk membentuk blok tahu.
·
Pembungkusan dan Pencetakan:
Blok tahu yang sudah menggumpal kemudian
di bungkus dan di cetak untuk menghasilkan tahu yang siap makan.
Kondisi Lingkungan di tempat produsi
tahu dan tempe:
·
Kebersihan:
Untuk tempat produksi tempe dan tahu di
KOPTI BANDUNG disalah satu tempat sangat bersih dan higienis sedangkan di salah
satu tempat lainya kurang memeperhatikan kebersihan da kehigienisan alat-alat
yang di gunakanya sehinga saat mengunjunginya merasa tidak nyaman.
·
Pencahayaan:
untuk pencahyaan di tempat produksi
tempe dan tahu di KOPTI BANDUNG disalah satu tempatnya cukup baik, tapi di
salah satu tempat lainya agak kurang akan pencahayaan.
·
Pengolahan Limabah :
Untuk pengolahan limbah masih kurang
baik, karena di salah satu tempat produksinya masih membuang limabanya kesungai
dan ada yang membuangnya sembarangan senhingga menghasilkan bau yang tak sedap
di sekitar tempat pembuangan tersebut.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
a) Apasaja
kandungan limbah pada industri tempe/tahu.
b) Bagaimana
proses pembuangan limbah pada industri tempe/tahu.
c) Bagaimana
analisis dampak dari pembuangan limbah cair tempe/tahu pada lingkungan.
d) Bagaimana
solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi limbah cair tempe/tahu pada
lingkungan.
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
a)
Untuk mengetahui kandungan limbah pada
industri tempe/tahu.
b)
Untuk mengetahui proses pembuangan
limbah pada industri tempe/tahu.
c)
Untuk mengetahui dampak dari pembuangan
limbah cair tempe/tahu pada lingkungan.
d)
Untuk mengetahui solusi untuk
menangglangi limbah cair tempe/tahu pada lingkungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kandungan Limbah Pada Industri
Tempe/Tahu.
Kandungan
limbah pada industri tempe tahu terutama mencakup dua jenis, yaitu:
·
Limbah Padat:
Limbah padat yang di hasilkan dalam
proses produksi tempe dan tahu berupa daun pisang atau plastik. Daun pisang
yang digunakan dalam proses pembuatan tempe atau tahu dapat menjadi limbah
padat jika tidak diolah dengan benar,
plastik yang digunakan untuk pembungkusan produk juga menjadi limbah padat jika
tidak di kelola dengan baik.
·
Limbah Cair:
Limbah cair yang dihasilkan berupa padatan
tersuspensi dan bahan organik terlarut yang mengandung protein dan asam amino.
Limbah cair ini juga dapat mencemari kualitas fisik air di ligkungan pemukiman
masyarakat jikak tidak di tangani dengan cepat. Limbah cair ini juga dapat
menjadi tempat berkembangbiaknya mikrooganisme, termasuk mikroba patogen, yang
dapat menyebabkan penyakit yang dapat menulardengan mudah.
Limbah
cair dari industrin tahu dan tempe mengandung berbagai zat-zat berbahaya yang
dapat berdampak negatif terhadap kualitas air dan kehidupan biotik. Zat-zat
berbahaya tersebut mencakup:
·
Bahan organik:
Limbah cair tahu dan tempe mengandung
bahan organik yang dapat meningkatkan kandungan bahan organik dalam air, yang
dapat mengganggu kehidupan biotik dan menurunkan kualitas air.
·
Bahan anorganik:
Limbah cair juga mengandung bahan
anorganik yang dapat menyebabkan pemcemaran air.
·
Gas:
Limbah cair dari industri tahu dan tempe
juga mengandung gas yang dapat mencemari air.
·
Partikel kimia:
Limbah cair tahu dan tempe memiliki
karakteristik kimia yang mencakup padatan total, padatan tersuspensi, suhu,
warna, dan bau. Suhu air limbah tahu sekitar
37-45˚C,
kekeruhan 535-585 FTU, warna 2.225-2.250 PT.Co, amonia 23,3-23,5 mg/1, BOD
6.000-8.000 mg/1, dan COD 7,500-14.000 mg/1. Parameter-parameter ini dapat
memberi dampak yang tidak baik terhadap kualitas air dan kehidupan biotik.
B.
Proses Pembuangan Limbah Pada Industri
Tempe/Tahu.
Proses
pembuangan limbah pada industri tahu dan tempe melibatkan beberapa langkah
penting untuk memastikan bahwa limbah tidak
mencemari lingkungan dan kualitas air tetap terjaga. Berikut adalah
langkah-langkah yang biasanya dilakukan:
·
Pengolahan limbah cair:
Sebelum limbah cair dari industritahu
dan tempe dibuang ke lingkungan, perlu dilakukan pengelohan terlebih dahulu.
Hal ini penting untuk mencengah limbah cair mencemari lingkungan dan kualitas
air. Pengolahan ini melibatkan penggunaan saringan yang diprevarsi dengan
campuran pasir, arang sekam padi, dan kapur. Campuran media ini berfungsi
menyaring partikel-partikel yang ada dalam air, menyerap zat-zat yang mengotori
air, menyerap bau dan warna, membersihkan air dan kotoran dari organisme, serta
mengatur keasaman air menjadi netral (pH 7-8).
·
Pemantauan lingkungan:
Pemantauan lingkungan adalah pengukuran
pada komponen atau parameter yang dilakukan secara berulang-ulang untuk
mengetahui adanya perubahan lingkungan akibat adanya kegiatan proyek atau
industri rumah tangga seperti pembuatan tahu dan tempe. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa pengelolaan limbah tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
·
Pengelolaan limbah padat:
Limbah padat yang dihasilkan dalam
proses produksi tahu dan tempe berupa daun pisang atau plastik juga perlu
ditangani dengan baik, daun pisang yang diguakan dalam proses pembuatan tempe dan tahu dapat
menjadi limbah padat jika tidak diolah dengan benar. Plastik yang digunakan
untuk pembunngkusan produk juga menjadi limbah padat jika tidak di kelola
dengan baik.
·
Penggunaan teknologi tepat guna:
Alternatif penggunaan limbah yang bisa
digunakan adalah dengan menggunakan saringan yang diprevarasi dengan campuran pasir, arang sekam padi, dan kapur.
Campuran media ini yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai metode
teknologi tepat guna. Kelebihan atau potensi masing-masing material adalah
sebagai berikut: Pasir berfungsi sebagai material penyaring partiel-partikel
yang ada dalam sumber air yang keruh secara fisikakan tertahan oleh lapisan
pasir. Arang sakam padi berfungsi menyerap zat-zat yang ngotori air, juga
mnyerap bau serta warna sehingga menghasilkan air yang jernih. Kain katun
berfungsi membersihkan air dari kotoran dan organisme yang ada di dalam air
keruh, dan kapur bekerja mengatur kesamaan air agar netral (pH 7-8).
C.
Dampak dari pembuangan limbah cair
tempe/tahu pada lingkungan
Dampak
pembuangan limbah cair dari produsi tahu dan tempe pada lingkungan menunjukkan
bahwa kualitas air sungai dapat terpengaruhi secar signifikan oleh limbah
industri tahu. Berikut adalah beberapa poin penting yang ditemukan:
·
Kualitas limbah tahu:
Limbah tahu yang di hasilkan dari
industri tahu memiliki kualitas yang bervariasi, tergantung pada metode
pengolahan dan teknologi yang digunakan. Misalnya, limbah yang tidak mengalami
pengolahan di instalasi pengolahan limbah
(IPAL) memiliki kualitas yang melebihi baku mutu untuk para meter suhu,
total suspended solids (TSS), chemical oxygen demand (COD), dan pH. sementara
limbah yang di olah di IPAL mengandung kadar BOD dan COD yang melebihi baku
mutu limbah.
·
Pengaruh terhadap kulitas air sungai:
Limbah cair tahu dapat mempengaruhi
kualitas air sungai, terutama karena peningkatan kadar amonia, BOD, dan COD.
D. Solusi
untuk menanggulangi limbah cair tempe/tahu pada lingkungan.
Untuk
menangani limbah cair tempe dan tahu yang di hasilkan dalam produksi, solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan beberapa langkah dan pengolahan
limbah seperti: Penggolahan dengan saringan pasir, Penggujian sifat fisik dan
biologis untuk memastikan bahwa limbah telah dibersihkan dengan baik dan tidak
berbahya bagi lingkungan, dan pengelolaan limbah.
Komentar
Posting Komentar